Jumat, 16 September 2016
Days of Blood and Starlight by Laini Taylor
Days of Blood and Starlight by Laini Taylor
Selesai baca : 6 agustus 2016. Rentang baca : 3 hari.
YEAH! second book of Daughters of smoke and bone.
Beli di Toko buku OL, seharga 50.000 belum ongkir. Setelah nyari nyari yg paling murehhh.... and ternyata, sebulan kemudian datang ke lapak buku Gramedia di Giant Waru (yg muremer of course) I found that this book was there all this time! only for 45.000. Hoollyyy cow! Man! I had that feeling that I supposed to visit Giant first. But I ignore the call from my instinct. Well... Yah... But it's ok lah. What else can I say then?
Ohhh.... disini mulai masuk secara intim, ceritanya *uhuk* maksudnya mendetail.
Tapi dimulai dengan perjalanan Karao tetang dunia dan bangsanya. Kematian Brimstone, dan teman temannya merupakan pukulan terberat sekaligus menjadikan Karao satu satunya pembangkit bagi kaumnya. Yeah, disini mulai diceritakan perang, perang dan perang.
Karao akhirnya bersama dalam satu kubu dengan sang panglima si Srigala putih, Thiago namun terkucil diantara kaumnya sendiri. Dia adalah chimaera dalam tubuh anak manusia. Gue sulit menjelaskan perasaan bergemuruh yang membakar dada ketika membaca ini. Deg-degan. Karena Thiago itu tokoh antgonis dan bagaimana Karao akan melepaskan diri dari sang panglima ini yang bikin deg deg an. Yang membuat segarnya disini adalah kehadiran Mik dan suzanna yang heboh dan lantang ditengah benteng padang pasir... di dunia manusia. Dan mereka manusia, sedangkan Benteng itu dihuni makhluk campuran perpaduan binatang. Ada yang menakutkan, ada yang terlihat anggun dan cantik, tapi yang pasti mereka semua adalah prajurit yang notabene bisa dan mampu untuk membunuh. Dan disitulah Mik dan Suzanna. Hahahaa....
Cara Laini menceritakan dunia chimaera dan Seraphim, Eretz ini begitu detail, gue terbawa dengan nuansa gelap, perjuangan dan perasaan Karao yang terbagi antara perang bangsanya, dengan cintanya.
Gue juga melihat bagaimana proses Akiva mencari cintanya-Karao yang pergi meninggalkannya setelah kebahagiaan menemukan kembali Madrigal yang telah dipasung. Dia harus berhadapan dengan saudaranya, Hazael dan Liraz. Menceritakan saat saat yang dia alami ketika dahulu sempat menghilang, rasa cintanya kepada Madrigal, bangsa budak yang diperangi para Seraphim tanpa henti. Dan kemudian Akiva menemukan kembali tujuan hidupnya dahulu bersama Madrigal : Membuat sebuah Dunia tempat Chimaera dan Seraphim hidup berdampingan. Caranya diam diam membela chimaera, luar biasa. Dan sepertinya kekuatan Akiva adalah sebuah pemberian dari darah ibu nya, yang berasal dari seraphim suku pemberontak. Disini belum diulas mengenai suku itu, tapi semakin kedalam, akan terkuak hal mengejutkan tentang suku ibunya berasal. Dan itu luar biasa *uh oh... spoiler? Neahhh*
Disini kesedihan akibat perang sangat terasa. Kehilangan dari pihak Akiva, membuat gue sedih.... Ketika Akiva dan Liraz berjuang membawa tubuh Hazael begitu jauh dan dengan pengharapan begitu besar, namun pupus. Hueeee.... nyesek! Why it must be Hazael? Why....
Ada lagi si Ziri, sang chimaera terakhir dari suku Madrigal. Dan Ziri... oh, gue suka sama Ziri. Ziri yang baik hati.... begitu randah hati, kuat dan tegar! Semoga Ziri juga menemukan cintanya. Ahaaayyy..... *I know he will. She is out there, already!
Akhirnya... aaa....gelitik penasaran dan entah mengapa, gue merasa takdir membuat gue mengenal serial ini langsung disaat seri #3 nya Dreams of Gods and Monsters barusan terbit oleh GPU! OMG! Aaarrghh.... jadi gue ga harus menunggu 2 tahun untuk membaca endingynya!
Tapi harganya mehong boo... huhuhuhuuu.... yang paling murah di togamas 117.000 !
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar